Monday, 11 April 2016

Tugas 2

A. Jelaskan dan berikan contoh kasus terbaru
1. Cyber Space
2. Cyber Crime
3. Cyber Law
4. Cyber Threats
5. Cyber Security

1. Cyber Space
Istilah cyberspace pertama kali diperkenalakan oleh seorang penulis fiksi ilmiah yang bernama William Gibson dari buku yang dikarangnya yaitu Neuromancer (1984) dan Virtual light (1993). Cyberspace dalam artian sederhanadapat diartikan sebagai ruang maya.
Cyberspace juga dapat diartikan sebagai Suatu imaginary location (tempat aktivitas elektronik dilakukan) dan juga menjadi sebuah masy virtual yg terbentuk melalui komunikasi yg terjalin dalam sebuah jaringan komputer (interconnected computer networks).
Cyberspace memiliki hukum-hukum yang menjadi aturan disetiap aktivitas yang dilakukan dalam ruang lingkup dunia maya atau cyberspace. Walaupun sejauh ini ukum Cyberspace belum memiliki definisi yang baku, namun ada beberapa sistem hukum yang mengartikan secara sempit.
Contoh Kasus:
Dari kehidupan sehari-hari manusia. Manusia berkirim surat dengan email, menelpon dengan Skype atau Facetime, mencari teman dengan Facebook, mencari informasi dengan browsing di situs internet, dan dalam bidang bisnis E-Commerce Law, E-Businness Law, E-Contract Law, dan lain sebagainya. Itulah perwujudan dari globalisasi komunikasi.

2. Cyber Crime
Cyber Crime adalah bentuk kejahatan baru yang menggunakan internet sebagai media untuk melakukan tindak kejahatan engan munculnya era internet. Setiap aktifitas kejahatan yang dilakukan di internet atau melalui jaringan internet, umumnya disebut sebagai kejahatan internet.
Jenis dan pelanggaran cyber crime sangat beragam sebagai akibat dari penerapan teknologi. Cyber crime dapat berupa penyadapan dan penyalahgunaan informasi atau data yang berbentuk elektronik maupun yang ditransfer secara elektronik, pencurian data elektronik, pornografi, penyalahgunaan anak sebagai objek melawan hukun, penipuan memalui internet, perjudian diinternet, pengrusakan website, disamping pengrusakkan system melalui virus, Trojan horse, signal grounding dan lain lain.
Contoh Kasus:
Pencurian dan penggunaan account Internet milik orang lain. Salah satu kesulitan dari sebuah ISP (Internet Service Provider) adalah adanya account pelanggan mereka yang “dicuri” dan digunakan secara tidak sah. Berbeda dengan pencurian yang dilakukan secara fisik, “pencurian” account cukup menangkap “userid” dan “password” saja. Hanya informasi yang dicuri. Sementara itu orang yang kecurian tidak merasakan hilangnya “benda” yang dicuri. Pencurian baru terasa efeknya jika informasi ini digunakan oleh yang tidak berhak. Akibat dari pencurian ini, penggunan dibebani biaya penggunaan acocunt tersebut. Kasus ini banyak terjadi di ISP. Namun yang pernah diangkat adalah penggunaan account curian oleh dua Warnet di Bandung.

3. Cyber Law
Cyber Law adalah aspek hukum yang ruang lingkupnya meliputi setiap aspek yang berhubungan dengan orang perorangan atau subyek hukum yang menggunakan dan memanfaatkan teknologi internet yang dimulai pada saat mulai online dan memasuki dunia cyber atau maya. Cyber Law sendiri merupakan istilah yang berasal dari Cyberspace Law yaitu sebuah dunia komunikasi berbasis komputer yang menawarkan realitas yang baru berbentuk virtual (tidak langsung dan tidak nyata).
Contoh Kasus:
Penyebaran Virus, Spyware, Thiefware, Cyber Sabotage and Exortion, Browser Hijackers, Search Hijackers, dan Surveillance Software.

4. Cyber Threats
Di era teknologi informasi seperti sekarang ini kita harus waspada terhadap tindakan kejahatan yang berhubungan erat dengan penggunaan teknologi yang berbasis komputer dan jaringan telekomunikasi. Maka dari itu kita harus tahu bentuk ancaman (threat) yang harus di waspadai jika tidak ingin menjadi korban. Kejahatan yang berhubungan erat dengan penggunaan teknologi yang berbasis komputer dan jaringan telekomunikasi ini dikelompokkan dalam beberapa bentuk ancaman threat melalui IT. 
Contoh Kasus:
Unauthorized Access to Computer System and Service
Kejahatan yang dilakukan dengan memasuki/menyusup ke dalam suatu sistem jaringan komputer secara tidak sah, tanpa izin atau tanpa sepengetahuan dari pemilik sistem jaringan komputer yang dimasukinya. Biasanya pelaku kejahatan (hacker) melakukannya dengan maksud sabotase ataupun pencurian informasi penting dan rahasia. Namun begitu, ada juga yang melakukannya hanya karena merasa tertantang untuk mencoba keahliannya menembus suatu sistem yang memiliki tingkat proteksi tinggi.

5. Cyber Security
Aktivitas untuk melakukan pengamanan terhadap sumber daya telematika demi mencegah terjadinya tindakan cyber crime seperti dijelaskan sebelumnya. Dan seperti juga cyber crime, spektrum dari aktivitas cyber security ini juga sangat luas. Sebuah proses peningkatan keamanan (security hardening), umumnya meliputi masalah teknis, seperti pengamanan dari sisi jaringan, sistem operasi, keamanan data dan source code aplikasi. Institusi keuangan dan telekomunikasi secara rutin menyewa konsultan keamanan untuk melakukan kegiatan 'penetration testing'.  
Contoh Kasus:
Terbuatnya anti virus, dipergunakan di dalam windows. Dan OS seperti IOS yang sudah dapat menangkal virus meskipun konsumen tidak membeli atau menginstall anti virus di dalamnya.

B.  Buatlah artikel mengenai kasus terbaru cyber crime dan cyber law yang ada di Indonesia atau kasus Internasional. Lalu jabarkan UU, Pasal, KUHP, atau hukumyang mengatur tentang kasus tersebut?

Contoh dari CyberLaw yaitu Penyebaran Virus, Spyware, Thiefware, Cyber Sabotage and Exortion, Browser Hijackers, Search Hijackers, dan Surveillance Software.

Penyebaran Virus, Virus dan Worm mulai menyebar dengan cepat membuat computer cacat, dan membuat internet berhenti. Kejahatan dunia maya, saat ini jauh lebih canggih lagi. Agar si pelaku tidak ketahuan dia membuat Bounce Link ke Komputer lain. Untuk mengantisipasinya kita bisa menggunakan antivirus. Hukum yang dapat menjerat para penyebar virus tercantum dalam UU ITE pasal 33 yaitu setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hokum melakukan tindakan apapun yang berakibat terganggunya sister elektronik/mengakibatkan sistem elektronik menjadi tidak bekerja dengan layak. Pelanggaran UU ITE akan dikenakan denda 1 Milyar rupiah.
Spyware, Spyware berarti memata-matai dengan menggunakan program atau disebut dengan Malicious Software. Kegiatan ini bertujuan untuk memata-matai computer lain, setelah mendapatkan informasi dari si korban nantinya Spyware akan melaporkan kepada si pembuat Spyware tersebut. Pelakunya dapat dijerat UU ITE Pasal 27 (1) yaitu setiap orang dilarang menggunakan data atau mengakses komputer dengan cara apapun tanpa hak, untuk memperoleh, merubah, ataupun merusak informasi dalam komputer. Dengan hukuman Pidana paling lama 6 tahun atau denda paling banyak 1 Miliyar rupiah.
Thiefware, difungsikan untuk mengarahkan pengunjung situs ke situs lain yang mereka mau. Kegiatan ini biasanya bertujuan untuk mengetahui kartu kredit korban dan menggukannya untuk kepentingan pribadi. Pelakunya dapat dijerat UU ITE Pasal 31 (1) yaitu setiap orang dilarang menggunakan atau mengakses komputer secara tanpa hak atau melampaui wewenangnya untuk memperoleh keuntungan dari Bank Sentral atau lembaga keuangan, penerbit kartu kredit yang mengandung data laporan nasabahnya. Dengan hukuman paling lama 10 tahun atau denda paling banyak Rp 800.000.000,-
Cyber Sabotage and Exortion, kejahatan ini dilakukan dengan membuat gangguan atau penghancuran terhadap suatu data atau jaringan komputer yang terhubung ke internet. Kegiatan ini dilakukan dengan menyusupkan suatu program tertentu sehingga jaringan komputer tidak dapat berjalan dengan normal. Penanggulan nya kita harus lebih meningkatkan security pada jaringan. Pelakunya dapat dijerat UU ITE Pasal 27 (1) yaitu setiap orang dilarang mengakses komputer dengan cara apapun untuk memperoleh, mengubah, merusak atau menghilankan informasi dalam komputer. Dengan hukuman pidana paling lama 6 tahun atau denda paling banyak 1 Miliyar rupiah.
Browser Hijackers, kegiatan ini memaksa korban untuk masuk ke link tertentu. Penanggulanan nya kita harus lebih waspada membuka link yang tidak dikenal pada browser. Pelakunya dapat dijerat pasal 23 (2) yaitu pemilikan dan penggunaan nama domain sebagimana dimaksud dalam ayat 1 wajib didasarkan pada etikad baik. Dengan hukuma pidana paling lama 6 tahun atau denda paling banyak Rp 100.000.000,-
Search Hijackers, adalah control yang dilakukan sebuah search engine pada browser. Bila salah menulis alamat, program biasanya menampilkan begitu banyak pop up iklan yang tidak dikenal. Pelakunya dapat dijerat pasal 23 (3) yaitu yaitu pemilikan dan penggunaan nama domain sebagimana dimaksud dalam ayat 1 wajib didasarkan pada etikad baik. Dengan hukuma pidana paling lama 6 tahun atau denda paling banyak Rp 100.000.000,-
Surveillance Software, yaitu salah stau program yang berbahaya dengan mencatat kegiatan pada sebuah komputer termasuk data penting, password. Si pelaku biasanya menjalankan aksi ini menggunakan Keylogger, bisa berupa Hardware maupun Software. Penanggulangan nya kita harus selalu hati-hati ketika ingin menginstall software, jangan sekali-kali menginstall software yang tidak dikenal. Pelakunya dapat dijerat pasal 22 (1) yaitu Penyelenggara agen elektronik tertentu wajib menyediakan fitur pada elektronik yang dioperasikannya untuk memungkinkan pengguna melakukan perubahan informasi yang masih dalam proses transaksi. Dengan Hukuman pidana paling lama 6 tahun atau denda paling banyak Rp 100.000.000,-

Sumber:
https://yuliatwn.wordpress.com/2015/12/05/pengertian-jenis-jenis-dan-contoh-kasus-cyber-crime/
http://keamananinternet.tripod.com/pengertian-definisi-cybercrime.html
http://komunikasi.us/index.php/course/15-komunikasi-teknologi-dan-masyarakat/2678-cyber-space-cyber-culture
https://andriihzaaliwords.wordpress.com/2011/11/09/cyberspace/
https://cyberattitude.wordpress.com/2013/10/15/pengertian-dan-contoh-dari-cyberlaw/
http://andri7info.blogspot.co.id/2013/04/jenis-jenis-ancaman-threat-dan-contoh.html
http://inet.detik.com/read/2015/08/31/095706/3005339/323/sekilas-tentang-cyber-crime-cyber-security-dan-cyber-war

Friday, 1 April 2016

TUGAS 1


Kasus Zaskia Hina Lambang Negara Berlanjut


REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktorat Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Metro Jaya masih mendalami kasus dugaan penghinaan lambang negara yang dilakukan pedangdut Zaskia Gotik. Kanit 1 Subdit Cybercrime Ditkrimsus Kompol Nico Setiawan mengaku akan memanggil eksekutif, direktur program dan tim kreatif program ketika Zaskia melakukan pelanggaran tersebut.
"Masih tahap pengumpulan keterangan saksi-saksi. Pemanggilan saksi nanti dari eksekutif, direktur program dan tim kreatif pihak stasiun televisi itu. Yang jelas, pemanggilan hari Senin (28/3)," katanya kepada Republika.co.id, Ahad (27/3).

Ia menyebut setidaknya sudah ada tujuh saksi yang diperiksa dalam kasus itu. Tiga dari televisi dan dua dari pelapor.
"Saksi semua sudah tujuh orang, akan ada pemanggilan untuk sekitar 12 saksi totalnya, termasuk dari pelapor," ucapnya.

Ia menegaskan kasus tersebut akan tetap dilanjutkan meski salah satu pelapor atas nama LSM Komunitas Pengawas Korupsi (KPK) sudah menarik laporannya. Sebab ia mengatakan kasus itu terbilang bukan delik aduan, melainkan delik biasa.

"Kasus tetap dilanjutkan karena yang lapor kan banyak, itu yang cabut cuma satu laporan aja (LSM KPK). Itu ada hubungannya dengan lambang negara, jadi enggak menghentikan proses hukum" ujarnya.

Nico mengatakan, polisi akan menjerat Zaskia dengan Pasal 24 UU Nomor 24 tahun 2009 serta Pasal 158 KUHP. Ancaman hukumannya lima tahun penjara.

Komentar
Setiap bentuk informasi yang kita dapat dari media-media massa, tentunya itu tidak lepas dari jasa seorang wartawan. Entah itu informasi mengenai politik, hiburan, dan lain sebagainya. Wartawan bertugas untuk mencari dan menyebarkan berita sesuai dengan fakta yang terjadi dan kaidah-kaidah jurnalistik. Lalu bagaimana dengan wartawan yang bergerak di bidang infotainment yang selalu menyajikan berita-berita sensasional dan terkadang melanggar kaidah-kaidah serta kode etik jurnalistik. Sebelum kita melangkah lebih jauh membahas wartawan infotainment, ada baiknya kita mengetahui apa itu wartawan dan wartawan infotainment.

Wartawan adalah orang yang pekerjaannya mencari dan menyusun berita untuk dimuat dalam surat kabar, majalah, radio, dan televisi. Sedangkan dalam Undang-Undang No. 11 Tahun 1996 Pasal 1 dan 3 dengan jelas disebutkan bahwa: “ Kewartawanan ialah pekerjaan atau kegiatan atau usaha yang berhubungan dengan pengumpulan, pengolahan dan penyiaran dalam bentuk fakta, pendapat, ulasan, gambar-gambar dan lain-lain sebagainya untuk perusahaan, radio, televisi dan film”. Infotainment merupakan gabungan kata dari infotainment dan entertainment. Sama halnya dengan wartawan lainnya, jika wartawan lainnya memberikan informasi publik, seperti berita politik, kasus korupsi, ekonomi, dan lain sebagainya, wartawan infotainment juga bertugas mencari berita dan disuguhkan kepada khalayak. Hanya yang berbeda dari mereka adalah wartawan infotainment menyajikan hiburan berupa berita mengenai kehidupan orang-orang yang terkenal, terutama yang bekerja pada dunia industri hiburan seperti pemain sinetron, pemain film, penyanyi, dan lain sebagainya. Infotainment memiliki ciri khas penyampaian yang unik. Infotainment awalnya bermula dari John Hopkins University (JHU), Baltimore, Amerika Serikat. Universitas ini terkenal dengan riset kedokterannya dan aktivisme sosialnya di negara-negara berkembang. Untuk mendukung sukses misi kemanusiaan JHU di bidang kesehatan, JHU membuat konsep yang dapat mengubah perilaku secara positif. Dari konsep tersebut menghasilkanlah infotainment. Namun infotainment sekarang ini, lebih mendorong kepada hal-hal yang cenderung negatif. Seperti menyebarkan informasi yang tidak benar atau gosip, dan juga cara pencarian beritanya sering kali melanggar kaidah-kaidah serta kode etik jurnalistik. Hampir semua stasiun televisi menyajikan informasi mengenai kehidupan seorang selebriti. Tayangan infotainment selalu muncul berbarengan dengan adanya produksi sinetron, dan lain sebagainya. Infotainment dijadikan sebagai alat pendongkrak popularitas bagi para selebriti. Wartawan infotainment selalu dikejar oleh deadline dari perusahaan, mengingat tugasnya adalah mencari berita seputar kehidupan artis, menjadikannya kurang atau tidak mematuhi kaidah-kaidah serta kode etik jurnalistik. Wartawan infotainment sering dianggap melanggar hak kehidupan seseorang atau biasa kita sebut privasi. Karena wartawan infotainment selalu menerobos kode etik jurnalistik dalam menghormati privasi seseorang di setiap siarannya. Wartawan infotainment terkadang mencari-cari kesalahan dalam pembuatan berita.  Seperti teori agenda setting sesuai dengan pemikiran peneliti yang menduga bahwa peran media massa cukup besar untuk mempengaryhu pikiran khalayak melalui penekanan berita yang disampaikan.

Media massa digunakan sebagai alat untuk mengonstruksi area kognitif audiensnya sehingga mereka mau mengubah pandangan-pandangan yang dianut ataupun meneriman perspektif baru. Media infotainment selalu mengulang-ngulang berita gosip, maka akan menumbuhkan pandangan baru bagi khalayak kepada sang selebriti. Memang gemerlap kehidupan seorang selebriti selalu mengundang ketertarikan khalayak. Tapi itu tidak sepatutnya di tayangkan jika sudah mulai melanggar privasi. Privasi seorang selebriti selalu menjadi sorotan yang paling ampuh bagi wartawan infotainment. Ini mengundang ketidak nyamanan bagi semua pihak. Permasalahan yang seharusnya tidak boleh dimunculkan, malah dimunculkan. Terkadang sang artis sendiri merasa risih jika privasi nya sudah di bongkar oleh wartawan infotainment. Banyak artis yang melaporkan wartawan infotainment kepada pihak kepolisian karena merasa hak-haknya diambil oleh mereka. Maka dari itu, beberapa aliansi atau lembaga masih memperdebatkan status wartawan infotainment sebagai wartawan karena belum mematuhi kode etik jurnalistik.Seharusnya sebagai wartawan harus bisa bersikap profesional dan juga lebih memahami kode etik atau etika seorang jurnalis. Memahami dan menaati kode etik bisa membuat seorang pemburu berita atau wartawan menjadi lebih terorganisir dan terkendali, menjadi lebih profesional dalam pencarian beritanya.

sumber:
http://www.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabek-nasional/16/03/27/o4om4g282-kasus-zaskia-gotik-hina-lambang-negara-berlanjut